Nah menaggapi berita terhangat yang sedang terjadi nih saya kasih kronologinya, sumber saya ambil dari sini
Langsung cek kronologinya
Apa yang sebenarnya terjadi sampai Munarman menjadi begitu murka?
Dialog pagi itu membahas tentang rencana polisi menindak tegas ormas-ormas yang melakukan sweeping selama bulan Ramadan.
Munarman mengutarakan
pendapatnya. Dia mengatakan seharusnya negara adil dan juga menindak
mereka yang melanggar hukum seperti menenggak minuman keras dan membuka
tempat hiburan di bulan Ramadan. “Kalau negara sudah menindak, maka
tidak perlu lagi ada sweeping dari ormas,” kata dia.
Tamrin menimpali. Dia
mengatakan sependapat dengan Munarman bahwa negara harus adil dalam
melindungi warganya dari tindak kekerasan, apakah di bulan Ramadan atau
tidak. “Kalau ada pelanggaran, hukum harus terus ditegakkan. Harus
ditindak. Tidak perlu menunggu bulan Ramadan.”
Ketika itulah, Tamrin menuturkan kepada VIVAnews,
mata Munarman sudah mulai memandanginya dengan penuh curiga. Munarman
semakin tampak tidak suka ketika Tamrin mengatakan, “Keadilan negara
untuk melindungi warga semakin urgent setelah SBY menerima World
Statesman Award di New York.”
Masih kata Tamrin,
Munarman lantas menuduh dia selalu membuat analisa politik yang ngawur
dan menyudutkan FPI. Munarman mengatakan tidak ada hubungan antara
politik dengan razia bulan Ramadan.
Munarman kemudian
mengeluarkan dua lembar kertas berisi berita razia tempat hiburan di
Papua oleh warga, dan mengibas-ngibaskannya di depan muka Tamrin.
Suasana memanas. Dua orang itu adu mulut dengan sengit.
“Lalu saya bilang ke
Munarman, ‘Munarman dengar, kasih saya kesempatan. Data yang saya pakai
tidak sama dengan yang kamu pakai.’ Saya lalu angkat telunjuk dan
bilang: ‘Dengarkan!' Saat itulah dia ambil tehnya dan disiramkan ke muka
saya,” Tamrin menjelaskan.
Siaran langsung disetop pihak tvOne.
Istri Tamrin menelepon,
menangis sesenggukan karena tak terima melihat suaminya dipermalukan
begitu di depan umum. Tamrin menenangkan, “Yang mempermalukan diri dan
organisasinya adalah Munarman sebagai Jubir FPI. Biar publik yang
menilai.”
Usai disiram teh, Tamrin
sengaja tidak menyeka wajahnya yang kuyup. "Saya diam saja. Saya biarkan
air di muka saya menetes-netes supaya semua orang melihat sampai kamera
off. Supaya publik tahu apa yang sebenarnya terjadi," ujar Tamrin.
{ 0 comments... read them below or add one }
Post a Comment